23 July 2009

CERITA RAKYAT MAMUJU

GIMBAR SAWERI GADING

Pada zaman dahulu, ada sepasang suami istri yang dikaruniai anak kembar laki-laki dan perempuan yang dalam bahasa mamuju menyebut “Gimbar Saweri Gading” konon pada waktu mereka dilahirkan, orang tuanya langsung memisahkan kedua anak itu, bayi sampai mereka dewasa.

Kedau anak ini tidak pernah bertemu, karena pada waktu dilahirkan anak perempuan disimpan didalam kamar dan tidak seorangpun yang bisa memasuki kamar tersebut kecuali kedua orang tuanya.

Hingga pada suatu hari sikembar lelaki bertanya kepada ibunya, Ibu ada apa didalam kamar itu ? Sampai-sampai aku tidak diperbolehkan masuk. Apakah yang ibu simpan didalam kamar itu ? si Ibu menjawab tidak ada apa-apa nak ! hanya barang Ibu saja yang tidak terpakai lagi. Barang apakah itu bu ? bolehkah aku melihatnya ? jangan-janganlah sekali-kali melihat jika tanpa seizin Ibu, mengerti! Anak itu menjawab ya bu.

Hari demi hari anak itu bertanya-tanya apa gerangan yang disembunyikan oleh ibunya. Pada suatu senja, anak laki-laki itu lewat didepan pintu kamar itu dan dia sempat mencium bau harum wewangian dia heran dan penasaran ia lalu mencoba masuk untuk mencari tau apa didalam kamar itu, namun dia ingat akan pesan ibunya, lalu ia meninggalkan kamar itu dalam hati yang bertanya-tanya (penasaran).

Suatu hari dia menemui ibunya dan bertanya ibu tolonglah bu! Beritahulah padaku apa yang ibu simpan dalam kamar itu? Ibu menjawab saya tidak akan memberi tahu kamu sebelum kamu menpunyai istri. Anak laki-laki itu semakin penasaran setelah mendengar ucapan ibunya, dan keesokan harinya dia lewat lagi didepan kamar itu, dan sekali lagi dia mencium bau wewangian seperti yang dia dapat waktu lalu, dia pun semakin penasaran dan akhirnya ia mengingkari janji pada ibunya. Dan diapun langsung membuka pintu kamar itu, ia tersentak kaget karena melihat seorang gadis cantik yaitu kembarnya.

Setelah ia melihat kembarnya itu dia berkata dalam hati inikah yang dirahasiakan oleh ibuku selama ini. Tanpa sepatah katapun ia keluar dari kamar itu dan langsung menemui ibunya. Didepan ibunya ia berkata, ternyata yang ibu rahasiakan selama ini adalah seorang wanita cantik. Siapakah wanita itu ibu? Ibunya menjawab dia itu adikmu nak (saudara kembarmu). Namun anak laki-lakinya membantah dia tidak percaya kalau ia mempunyai saudara kembar. Iapun semakin penasaran, keesokan harinya ia menemui ibunya dan meminta restu untuk menikahi gadis itu (saudara kembarnya). Namun apa yang dikatakan oleh ibunya, wahai anakku saya tidak akan menuruti permintaanmu itu, apabila kami menikahi saudara kembarmu itu, kamu akan menjadikan bencana yang sangat besar dalam dunia ini, kumohon urungkanlah niatmu itu nak. Memang ada seorang perempuan yang ibu akan nikahkan atau jodohkan padamu, tapi dia tidak sekampung dengan kita.

Dia ada di pulau Jawa, pergilah kesana, temui dia dan nikahlah nak. Dengan hati yang kecewa, keesokan harinya iapun berangkat untuk menuju pulau Jawa, sebelum berangkat ia sempat bertemu dengan saudara kembarnya.

Saudara kembarnyapun memberi kado buat calon iparnya yang ada di pulau Jawa, diapun berbincang-bincang sebentar, dan anak laki-laki itu berkata, aku kira kita bisa berbagi rasa dalam dunia ini sampai menghembuskan napas terakhir. Perempuan (kembarnya) itu menjawab, bersabarlah kak suatu saat kita akan bertemu didalam piring untuk menyatu berbagi rasa, dan bisa dirasakan serta dinikmati orang lain.

Itulah yang terakhir yang diucapkan oleh saudara kembar perempuannya, dan diapun mengantar saudaranya sampai didepan pintu kamar merasa sangat kecewa, sambil menuruni tangga, ia menangis dan sampai pada tangga yang terakhir dia berkata (sumpah) tidak akan kembali lagi kekampung ini. Kalau aku kembali maka jadi ikanlah aku di tengah laut.

Sesampai di pulau Jawa, dia mencari perempuan yang telah diceritakan Ibunya dan ternyata perempuan itu tidak ada bedanya dengan adik kembarnya yang ada di kampung, dan akhirnya merekapun menikah dan dikaruniai dua orang anak.

Setelah sekian tahun ia ada Jawa ia rindu akan kampung halamannya diapun berniat untuk menjenguk keluarganya di kampung. Ia memberi tahu istrinya akan niatnya itu, dan siistri merasa cemas karena tahu akan sumpah suaminya, suaminya bersikeras untuk pulang ke kampung halamannya dan akhirnya tidak bisa menahan akan niat suaminya.

San suamipun berangkat untuk menyebrangi lautan untuk bertemu keluarganya di kampung akan tetapi ditengah perjalanan tiba-tiba angin bertiup sangat kencan dan diapun berubah menjadi ikan tongkol (cakalan besar).

Dan akhirnya dia bisa bertemu dengan saudara kembarnya dalam piring saja dan dapat kita rasakan dengan nikmat dan lesat dan dapat membuat orang kenyang, karena yang laki-laki menjadi ikan dan siperempuan menjadi padi (beras). Akhirnya mereka bisa menyatu dalam leher saja, itulah janji saudara kembar perempuannya

21 July 2009

PUISI AKHLAK

AKHLAK

Banyak makhluk menerpa nikmat

Namun tidak tahu bersyukur nikmat

Ada yang menuai hasil manis

Tapi lidahnya pedis berbau amis

Dalam manusia ada akal

Ia manusiawi, jikalau berbekal

Ia bejat, jikalau tidak dicekal

Manusia adalah mulia

Mulia adalah saat belia

Sayang mulia dewasa terkadang gila

Karena sadar masih berlatih

Karya : Sang Penyair patah, 2009

ANALISIS INTRINSIK

a. Tema

Adab dalam bersikap

b. Rima

Puisi ini berima bebas

c. Diksi

Pemilihan kata menggunakan kata denotatif (mudah dipahami)

d. Citraan

Menggunakan imajinasi Perasaan

e. Majas / Gaya Bahasa

Majas Ironis

f. Makna

Puisi di atas menggambarkan tingkah laku seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Kita sebagai manusia harus senantiasa berakhlak mulia.

ANALISIS EKSTRINSIK

a. Latar Belakang

Puisi lahir berawal dari sesuatu keadaan manusia yang mulai kehilangan adab, kehilangan budi pekerti dan akhlak mereka.

b. Amanat/ Pesan

Tatalah kemuliaanmu itu dari belia sampai dewasa.

c. Tujuan

Untuk mengingatkan manusia yang mulai kehilangan arah

d. Bentuk

Puisi di atas berbentuk puisi modern atau bebas. Terdiri dari tiga bait. Bait pertama dan keempat terdiri dari empat larik, dan bait kedua terdiri dari tiga larik.

PUISI KARANGAN BUNGA

KARANGAN BUNGA

Tiga anak kecil

Dalam langkah malu-malu

Datang ke salembah

Sore itu

Ini dari kami bertiga

Pita hitam dari karangan bunga

Sebab kami ikut berduka

Bagi kaka yang ditembak mati

Siang tadi

Karya Taufik Ismail

ANALISIS INTRINSIK

a. Tema

Kepahlawanan

b. Rima

Bebas

c. Diksi

Mempunyai kata denotasi (lugas) mudah dipahami.

d. Citraan

Pada bait pertama citraan penglihatan

e. Majas / Gaya Bahasa

Simbolik

“ini dari kami bertiga”

“pita hitam dari karangan bunga”

f. Makna

ANALISIS EKSTRINSIK

a. Latar Belakang

Penyair memberikan atau mengingatkan kepada kita semua tentang perjuangan-perjuangan kita yang relah berkorban mempertahankan negara kita.

b. Amanat/ Pesan

Hendaklah kita selalu mengingat atau mengenang atas jasa pahlawan yang relah berkorban untuk negara.

c. Tujuan

Untuk mengingatkan kita kembali atau mengulang para pahlawan yang telah gugur.

d. Bentuk

Puisi di atas terdiri dari dua bait. Bait pertama terdiri dari empat larik dan bait kedua terdiri dari lima larik dan puisinya merupakan.kisah tentang perjuangan warga negara sampai akhirnya meninggal demi memperjuangkan haknya

PUISI MENYESAL

MENYESAL

Pagiku hilang, sudah melayang

Hari mudaku sudah pergi

Sekarang petang sudah membayang

Batang usiaku sudah tinggi

Aku lalai dipagi hari

Beta lengah di masa muda

Kini hidup meracun hati

Miskin ilmu, miskin harta

Akh, apa guna kusesalkan

Menyesal tua tidak berguna

Hanya menambah luka sukma

Kepada yang muda kuharapkan

Atur barisan di pagi hari

Menuju kearah padang bakti

Karya A. Hasjmy

ANALISIS INTRINSIK

a. Tema

Perjuangan Nasib

Pada kutipan “ Atur barisan di hari pagi

Menuju ke arah padang bakti “

b. Rima

Bait pertama dan kedua berima silang

Bait ketiga dan keempat berima bebas

c. Diksi

Pemilihan kata menggunakan kata denotatif (mudah dipahami)

d. Citraan

Menggunakan imajinasi visual (penglihatan)

Pada kutipan :

Pagiku hilang, sudah melayang

Hari mudaku sudah pergi

Sekarang petang sudah membayang

Batang usiaku sudah tinggi

e. Majas / Gaya Bahasa

Majas Repetisi

f. Makna

Puisi di atas menggambarkan penyesalan yang dialami oleh seseorang ketika masa mudanya tidak digunakan sebaik-baiknya, sehingga menimbulkan penyesalan pada usia tuanya.

ANALISIS EKSTRINSIK

a. Latar Belakang

Puisi di atas terinspirasi oleh pengalaman hidup yang berupa penyesalan karena tidak memanfaatkan masa muda dengan sebaik-baiknya, sehingga menimbulkan penyesalan di masa tuanya. Dan penyair juga ingin memaparkan gejolak penyesalannya.

b. Amanat/ Pesan

Penulis berpesan kepada kita janganlah menyia-nyiakan waktu selagi ada kesempatan, menyesal dikemudian hari tidak lagi berguna.

c. Tujuan

Penyair ingin menyampaikan kepada pembaca agar kita tidak menyia-nyiakan masa muda agar di masa tua kita tidak menyesal.

d. Bentuk

Puisi di atas memiliki irama datar dan dibuat secara melankolis yang di dalamnya pada bait pertama dan kedua masing-masing terdiri dari empat larik dan pada bait ketiga dan bait keempat masing-masing terdiri dari tiga larik

PUISI PERLAWANAN

PERLAWANAN

Sebab terlalu lama meminta

Tangan terkoyakulai bagai terkoyak

Sebab terlalu pasrah pada derita

Kesetiaan makin diinjak

Demi amanat dan beban rakyat

Kami nyatakan ke seluruh dunia

Telah bangkit di tanah air

Sebuah perlawanan

Terdapat kepalsuan dan kebohongan

Yang bersarang dalam kekuasaan

Orang-orang pemimpin gadungan

Maka pagi ini

Dengan resmi

Kami mulai

Aksi demonstrasi

Pernyataan ini

Di sahkan di Jakarta

Mahasiswa Indonesia

Karya : Mansur Samin

ANALISIS INTRINSIK

a. Tema

Demonstrasi Mahasiswa

b. Rima

Puisi di atas menggunakan rima sebagai berikut :

Bait I rima silang

Bait II rima bebas

Bait III rima sama

Bait IV rima sama

c. Diksi

Bermakna lugas atau denotatif (mudah dipahami)

d. Citraan

Pencitraan penglihatan dan perasaan

e. Majas / Gaya Bahasa

Asosiasi (Perbandingan dengan memperbandingkan sesuatu keadaan lain yang sesuai dengan keadaan/gambar – gambar sifat-sifat.

Pada kutipan “ Tangan terkulai bagai terkoyak “

f. Makna

Puisi di atas menggambarkan perlawanan oleh para mahasiswa terhadap pemerintah yang tidak peduli terhadap rakyat. Mereka melakukan demonstrasi sebagai bukti protes ateis adanya pemerintahan yang curang dan kekuasaan yang dipenuhi oleh kepalsuan dan kebohongan.

ANALISIS EKSTRINSIK

a. Latar Belakang

Puisi perlawanan karya Mansur samin diciptakan menjelang pemberontakan G30 S PKI. Karena mahasiswa tidak menyetujui dengan adanya kekuasaan yang menonton oleh pihak pemerintah.

b. Amanat/ Pesan

Penulis ingin menyampaikan kepada kita untuk selalu waspada terhadap kepemimpinan yang tidak bertanggung jawab kita dituntut untuk tidak mengikuti kepemimpinan yang tidak adil dan tidak mengindahkan hak-hak rakyat. Kita harus melakukan perlawanan selama di jalan yang benar

c. Tujuan

Puisi di atas memiliki tujuan yang bertema pendidikan sekaligus sebagai rujukan agar kita tidak terjebak dalam kepemimpinan yang curang dalam artian kepemimpinan yang mengutamakan rakyat padahal tidak pernah peduli terhadap hati nurani rakyat (mengabaikan hak-hak rakyat)

d. Bentuk

Puisi perlawanan tidak mengutamakan larik (bebas). Puisi di atas terdiri tiga bait. Bait pertama terdiri dari empat larik, bait kedua terdiri dari sebelas larik, dan bait ketiga terdiri dari tiga larik

PUISI MELATI

MELATI

Kau datang dengan menari, tersenyum simpul

Seperti dewi, putih, kuning, ramping halus

Dalam sinar matahari, membuat timbul

Di dalam hati birahi yang suci permai

Jiwa termenung, terlena dalam samadi

O, Melati memandang seperti pamadi

Kebakaan kuras, luas tenaga dan damai

Engkau tinggal sebagai bunga dalam taman

Kenang-kenangan: dipetik tidakkan dapat

Biar warna dan wangi engkau berikan

Engkau seperti bintang dibalik awan

Terkadang-kadang sejurus berkiat-kiat

Tapi jauh takan tercapai tangan

Karya : Sanusi Pene

ANALISIS INTRINSIK

a. Tema

Kekaguman

b. Rima

Puisi di atas menggunakan rima bebas

c. Diksi

Diksi bermakna konotasi atau bukan makna yang sebenarnya.

d. Citraan

a)Imajinasi visual (penglihatan)

Kutipannya,” O, Melati memandang seperti pamadi”

b) Imajinasi perabaan

“ Kenang-kenangan: dipetik tidakkan dapat.

Imajinasi perasaan

“ Di dalam hati birahi yang suci permai.”

c) Imajinasi visual, alfaktory (penciuman) dan perabaan.

“ Biar warna dan wangi engkau berikan.”

e. Majas / Gaya Bahasa

Majas Simbolik / perlambangan

Penulis melambangkan seorang gadis dengan kata “Melati”

f. Makna

Puisi di atas menggambarkan kekaguman seseorang terhadap gadis yang disimbolkannya dengan nama bunga “Melati”. Dia melukiskan kecantikan yang dimilki itu seolah-olah seperti bunga yang dapat memikat siapa saja yang melihatnya.

Sehingga si gadis akan selalu mendapat perhatian siapa saja . Akan tetapi, mereka tidak bisa mendapatkan si gadis, mereka hanya bisa menikmati kecantikan dan kemolekannya dari jauh.

ANALISIS EKSTRINSIK

a. Latar Belakang

Penyair ingin menuangkan sepenggal kisah hidupnya ke dalam puisi. Yaitu kisah sewaktu muda dulu, kisah cintanya yang penuh dengan suka cita.

b. Amanat/ Pesan

Secara tersirat penulis ingin menyampaikan kepada kita untuk selalu mengingat dan memuji kebesaran Tuhan dengan melihat segala bentuk ciptaan-Nya. Sehingga kita bisa menjadi orang yang selalu mensyukuri karunia Tuhan.

c. Tujuan

Puisi di atas memiliki tujuan supaya kita selalu mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepada kita.

d. Bentuk

Puisi di atas terdiri dari tiga bait. Bait pertama terdiri dari lima larik dan bait kedua, ketiga masing-masing terdiri dari empat larik

PUISI DO’A SUCI

DO’A SUCI

Hembusan angin sepi

Sejukkan hati

Menembus pori

Getarkan nurani

Di subuh nan sunyi

Dalam hening sepi

Setetes air membasahi

Dalam wudhu yang suci

Terpanjat do’a kehadirat ilahi

Semoga terampuni

Di bumi

Di kemudian hari

Karya Sampe Amiruddin

ANALISIS INTRINSIK

a. Tema

Temanya adalah “ Do’a Suci”

b. Rima

Puisi di atas dari bait pertama sampai akhir menggunakan rima sama

c. Diksi

Kata yang digunakan dalam puisi ini yaitu menggunakan kata yang bermakna denotatif karena semua lariknya bisa dimaknai dengan aslinya.

d. Citraan

Menggunakan Pencitraan Perasaan, pada kutipan “ Sejukkan hati”

e. Majas / Gaya Bahasa

Menggunakan majas personifikasi, pada kutipan “Hembusan angin sepi”

f. Makna

Puisi di atas menggambarkan seorang yang merenungi dosa-dosanya dan dia ingin kehidupan yang akan datang lebih baik dari pada masa lalu.

ANALISIS EKSTRINSIK

a. Latar Belakang

Gambaran kejadian dalam puisi ini terjadi pada waktu subuh di daerah yang berangin semilir mengenai tubuh dan terasa hembusannya yang dingin di setiap kulit kita

b. Amanat/ Pesan

Pesan dan amanat yang terdapat dalam puisi ini adalah pembaca dan pendengar bisa memahami betapa sejuknya suasana pada waktu subuh ketika kita terbangun untuk berwudhu memohon do’a meminta ampunan Allah SWT

c. Tujuan

Puisi ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan dan keindahan kepada pembaca dan pendengar. Selain itu puisi ini juga bertujuan untuk memberi amanat bahwa dalam hidup ini terlalu banyak dosa dan kita perlu menutupinya dengan amal-amal yang baik .

d. Bentuk

Puisi di atas terdiri dari tiga bait. Dan masing –masing bait terdiri dari empat larik

PUISI MENYESAL

MENYESAL

Pagiku hilang, sudah melayang

Hari mudaku sudah pergi

Sekarang petang sudah membayang

Batang usiaku sudah tinggi

Aku lalai dipagi hari

Beta lengah di masa muda

Kini hidup meracun hati

Miskin ilmu, miskin harta

Akh, apa guna kusesalkan

Menyesal tua tidak berguna

Hanya menambah luka sukma

Kepada yang muda kuharapkan

Atur barisan di pagi hari

Menuju kearah padang bakti

Karya A. Hasjmy

ANALISIS INTRINSIK

a. Tema

Penyesalan

b. Rima

Bait pertama dan kedua berima silang

Bait ketiga dan keempat berima bebas

c. Diksi

Pemilihan kata menggunakan kata denotatif (mudah dipahami)

d. Citraan

Menggunakan imajinasi visual (penglihatan)

“ Sekarang petang sudah membayang”.

Menggunakan imajinasi perasaan

“Akh, apa guna kusesalkan”

e. Majas / Gaya Bahasa

Majas Repetisi

f. Makna

Puisi di atas menggambarkan penyesalan yang dialami oleh seseorang ketika masa mudanya tidak digunakan sebaik-baiknya, sehingga menimbulkan penyesalan pada usia tuanya.

ANALISIS EKSTRINSIK

a. Latar Belakang

Puisi di atas terinspirasi oleh pengalaman hidup yang berupa penyesalan karena tidak memanfaatkan masa muda dengan sebaik-baiknya, sehingga menimbulkan penyesalan di masa tuanya

b. Amanat/ Pesan

Penulis berpesan kepada kita agar sejak awal mempersiapkan hari depan yang baik yaitu dengan menuntut ilmu secara sungguh-sungguh.

c. Tujuan

Penyair ingin menyampaikan kepada pembaca agar kita tidak menyia-nyiakan masa muda agar di masa tua kita tidak menyesal.

d. Bentuk

Puisi di atas memiliki irama datar dan dibuat secara melankolis yang di dalamnya pada bait pertama dan kedua masing-masing terdiri dari empat larik dan pada bait ketiga dan bait keempat masing-masing terdiri dari tiga larik

PUISI OJEK PERAHU

OJEK PERAHU

Di kala petang berangsur tenggelam

Aku duduk di tepi sungai

Memandang air mengalir

Menerawang orang di seberang

Kau berjalan jauh, padahal dekat

Kau berkeliling jauh, padahal dekat

Kan kusediakan perahu untukmu

Untuk menyeberangi sungai itu

Ini peluangku

Inilah mata pencaharianku

Dan ini pulalah sumber rezekiku

Ayo, naik perahu

Ayo, menyeberangi sungai

Agar kau cepat sampai

Karya Isna

ANALISIS INTRINSIK

a. Tema

Ojek perahu

b. Rima

Bait pertama menggunakan rima bebas

Bait kedua menggunakan rima aa-bb

Bait ketiga menggunakan rima sama

Bait keempat mengunakan rima bebas

c. Diksi

Puisi di atas menggunakan pilihan kata denotasi yaitu lugas dan mudah dipahami.

d. Citraan

Puisi di atas menggunakan pencitraan visual yang membuat pembaca seolah-olah melihat sendiri apa yang dikemukakan penyair, itu dapat terlihat di bait pertama larik ketiga dan keempat.

e. Majas / Gaya Bahasa

Majas perbandingan yaitu Aptronim, dengan sifat atau pekerjaan seseorang.

f. Makna

Makna atau arti puisi di atas adalah seorang yang kerjanya menyeberangkan orang di sungai dengan menggunakan perahu, dia selalu menunggu penumpang untuk diseberangkan karena itulah mata pencahariannya.

ANALISIS EKSTRINSIK

a. Latar Belakang

Yaitu dari segi keunikan pekerjaan masing-masing orang dan ojek perahu ini sangat bermanfaat bagi sebagian orang sebagai alat transportasi.

b. Amanat/ Pesan

Janganlah merendahkan atau meremehkan orang karena melihat dari pekerjaannya karena reski itu sudah diatur oleh yang Maha Kuasa, tinggal bagaimana kita mencarinya dengan jalan yang halal.

c. Tujuan

Tujuan penulisan di atas adalah memberikan atau menginformasikan kepada pembaca tentang aktifitas sebahagiaan orang dalam mencapai rezekinya.

d. Bentuk

Puisi di atas terdiri dari empat bait, dalam bait pertama terdiri dari empat larik, begitupun juga dengan bait kedua. Bait ketiga dan keempat dalam satu baitnya terdiri dari tiga larik

PUISI RENDEZVOUS

RENDEZVOUS

Sejarah telah singgah

Ke kemah kami

Ia menegur sangat ramah

Dan mengajak kami pergi

Saya sudah mengetuk-mengetuk

Pintu yang lain

Katanya

Tapi amat heran

Mereka berkali-kali menolakku

Di ambang pintu

Kini kami beratus ribu

Mengiringkan langkah sejarah

Dalam langkah yang seru

Dan semakin cepat

Semakin dahsyat

Menderu-deru

Dalam angin berputar

Badai peluru

Topan bukit batu

Karya Taufik Ismail

ANALISIS INTRINSIK

a. Tema

Perjuangan

b. Rima

Bait pertama menggunakan rima silang

Bait kedua dan ketiga menggunakan rima bebas

c. Diksi

Setiap bait bermakna konotasi, artinya, bukan makna yang sebenarnya.

d. Citraan

Puisi di atas menggunakan pencitraan perasaan

e. Majas / Gaya Bahasa

Personifikasi yaitu majas yang menggambarkan benda-benda seolah-olah bersifat seperti manusia.

f. Makna

Puisi rendezvous menggambarkan semangat dan kesabaran para pejuang untuk meraih kemenangan.

ANALISIS EKSTRINSIK

a. Latar Belakang

Perjuangan para pemuda atas terjadinya suatu pergolakan.

b. Amanat/ Pesan

Dalam menghadapi masalah kita harus menelusuri masalah itu kemudian mengambil langkah yang tegas.

c. Tujuan

Untuk mengingatkan pada kita bahwa dalam perjuangan sesuatu perlu adanya kerja keras, semangat, kesabaran dan kebersamaan.

d. Bentuk

Bentuk puisi termasuk bebas. Yaitu pada bait pertama terdiri dari 4 larik, bait kedua 6 larik dan bait ketiga 9 larik

20 July 2009

PUISI PANTAI SANUR

PANTAI SANUR

Dalam perjalanan menuju pagi

Kegelapan di tengah malam

Telah kau gantikan

Keganasan ombak

Dan riuhnya percikan air

Menyertaimu

Peristiwa silam

Terkubur

Tenggelam bersamamu

Burung-burung gagak menjerit-jerit

Menanam bah misteri

Di pantaimu

Senja cinta

Menemanimu

Keindahan abadi

Tertawa dalam kalbu

Yang selalu ingat di dalam diriku

Dan kau akan ku kenang selalu

Karya Chairil Anwar

ANALISIS INTRINSIK

a. Tema

Kenangan

b. Rima

Pada bait pertama, kedua, ketiga dan keempat rima bebas. Pada bait kelima adalah rima sama.

c. Diksi

kata denotatif : kegelapan di tengah malam.

d. Citraan

Puisi di atas menggunakan pencitraan pendengaran dan penglihatan

e. Majas / Gaya Bahasa

Personifikasi

f. Makna

Makna atau arti puisi di atas adalah kenangan seseorang yang meninggalkan bekas yang tidak akan pernah dilupakan.

ANALISIS EKSTRINSIK

a. Latar Belakang

Pencitraan puisi di atas disebabkan karena panorama alam (pantai) sehingga pengarang terinspirasi yang mengingat kenangan yang pernah di alaminya sehingga dituangkan ke dalam sebuah puisi.

b. Amanat/ Pesan

Secara tersirat penulis ingin menyampaikan kepada kita untuk senantiasa tidak larut dalam kesedihan yang telah menimpa kita. Dan jadikanlah semua itu pelajaran berharga.

c. Tujuan

Dengan membaca puisi di atas kita mengetahui pengalaman yang dialami oleh pengarang dengan masa lalunya yang sampai saat ini masih di hatinya.

d. Bentuk

Puisi di atas penulis menuangkan perasaannya dalam bentuk-bentuk rima atau nada yang romantik. Pada setiap larik mayoritas dituliskannya dengan menggunakan pencitraan penglihatan (visual), pendengaran dan perasaan

PUISI TAKUT66 TAKUT98

TAKUT66 TAKUT98

Mahasiswa takut pada dosen

Dosen takut pada dekan

Dekan takut pada rektor

Rektor takut pada mentri

Mentri takut pada presiden

Presiden takut pada mahasiswa

Karya : Taufik Ismail 1998

ANALISIS INTRINSIK

a. Tema

Hirarki pertanggungjawaban

b. Rima

Rima yang digunakan pada puisi di atas adalah rima bebas

c. Diksi

Pilihan kata denotatif artinya mudah dipahami atau bermakna lugas.

d. Citraan

Menggunakan citraan Perasaan

e. Majas / Gaya Bahasa

Menggunakan Majas Metafora

f. Makna

Puisi di atas menggambarkan kehidupan sosial, khususnya dalam sebuah instansi yang tentunya memikul amanah dan setiap amanah itu, mesti dipertanggungjawabkan terhadap instansi yang menaunginya yang memberikan amanah.

ANALISIS EKSTRINSIK

a. Latar Belakang

Kediktatoran rezim Orde Baru telah dirasakan mencapai titik kulminasi, sehingga memaksa para elit politik dari golongan radikalisme beserta para mahasiswa mengambil inisiatif untuk melakukan revolusi.

b. Amanat/ Pesan

Jalanilah hidup dengan penuh rasa kejujuran dan bertanggung jawab.

c. Tujuan

Tanggal 13-14 mei 1998 adalah suatu momentum sebagai tolok ukur awal reformasi di segala bidang, baik reformasi birokrasi, reformasi hukum maupun yang lainnya. Sehingga tatanan kehidupan kenegaraan di negara ini bisa betul-betul menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi.

d. Bentuk

Puisi di atas berbentuk sektet yaitu terdiri dari enam larik dalam satu bait

19 July 2009

PUISI NYONTEK

NYONTEK

Kubuka perlahan bukuku

Sesaat aku bingung dan ragu

Mulai bereaksi jemariku

Terasa gemetar badanku

Ketika menoleh kebelakang

Telah berdiri guruku

Tersenyum menarik bukuku

Betapa malunya diriku

Tak akan kuulangi

Perbuatan seperti ini

Demi masa depanku sendiri

(karya Kario Medi)

ANALISIS INTRINSIK

a. Tema

Pengalaman seseorang menyontek

b. Rima

bait pertama dan ketiga berima sama

bait kedua berima aa - bb

c. Diksi

Bermakna lugas (mudah dipahami)

d. Citraan

Imajinasi visual / penglihatan

e. Majas / Gaya Bahasa

Klimas penegasan dengan menyatakan beberapa hal berturut-turut makin lama makin memuncak.

f. Makna

Puisi di atas menggambarkan tentang pengalaman seseorang dalam menyontek. Ketika dia ingin menyontek gurunya tahu dan mengambil bukunya. Karena ketahuan menyontek dia merasa malu dan tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.

ANALISIS EKSTRINSIK

a. Latar Belakang

Puisi di atas di latar belakangi olah adanya kebiasaan-kebiasaan malas belajar, sehingga membuat seseorang menyontek yang semestinya kebiasaan buruk tersebut harus di hilangkan.

b. Amanat/ Pesan

Puisi nyontek secara tidak langsung memberikan informasi kepada kita untuk tidak menyontek karena perbuatan tersebut bisa membuat malu terhadap diri sendiri.

c. Tujuan

Puisi “menyontek” memberikan tujuan yang mengarah pada hiburan. Karena pengarang menceritakan pengalaman seseorang ketika menyontek

d. Bentuk

Puisi di atas berbentuk lugas ( mudah dipahami), bermajas / gaya bahasa klimaks dan berimajinasi visual penglihatan

18 July 2009

PUISI HAMBA BURUH

HAMBA BURUH

Aku menimbang-menimbang mungkin

Kita berdua menjadi satu

Gaji dihitung-hitung

Cukup tidak untuk berdua

Hati ingin sempurna dengan engkau

Sama derita sama gembira

Kepala Pusing menimbang

Menghitung-hitung uang bagi kita

Aku ingin hidup damai tua

Mikir anak istri setia

Kalbu pecah merasa susah

Hamba buruh apa dikata

Oleh Armin Pane

ANALISIS INTRINSIK

a. Tema

Nasib buruh

b. Rima

Bersajak bebas / menggunakan rima bebas

c. Diksi

Pilihan kata bermakna lugas atau mudah dipahami

d. Citraan

Citraan yang digunakan oleh puisi di atas adalah pencitraan perasaan. Sama derita sama gembira.

e. Majas / Gaya Bahasa

Majas yang digunakan adalah majas repetisi, pengulangan kata aku

f. Makna

Puisi di atas menggambarkan tentang kesulitan atau kesedihan yang dirasakan oleh seorang buruh. Karena pendapatan yang diperoleh tidak mencukupi kebutuhan keluarga.

ANALISIS EKSTRINSIK

a. Latar Belakang

Puisi di atas merupakan gambaran perasaan sedih yang dialami oleh seorang hamba buruh yang dituangkannya ke dalam sebuah puisi. Dimana dia bercerita tentang kepedihan hidupnya sebagai seorang buruh.

b. Amanat/ Pesan

Penulis ingin menyampaikan kepada kita, agar kita tidak putus asa terhadap apa yang kita jalani. Tetapi, harus tetap optimis untuk mendapatkan hasil yang lebih baik sehingga nasib kita bisa berubah.

c. Tujuan

Puisi ini mempunyai tujuan yang mengajak pembaca atau pendengar untuk selalu memperhatikan nasib seorang petani.

d. Bentuk

Bentuk puisi “hamba buruh” terdiri dari bait yang dibuat teratur, sehingga hampir semua larik memiliki susunan kata yang sama jumlahnya

17 July 2009

PUISI IBU

IBU

Sembilan bulan kau mengandung

Hingga aku dilahirkan

Kau didik dan besarkan aku

Penuh cintah dan kasih

Jasamu tak mungkin dapat kubalas

Hanya doa untukmu

Semoga Tuhan memberi kedamaian

Dan tempat yang terbaik untukmu

ANALISIS INTRINSIK

a. Tema

Mengenang Jasa Ibu

b. Rima

Menggunakan rima bebas

c. Diksi

Menggunakan pilihan kata denotasi / lugas (mudah dimengerti)

d. Citraan

Menggunakan Citraan Perasaan

e. Majas / Gaya Bahasa

f. Makna

Puisi di atas menceritakan tentang seorang anak yang selalu mengenang jasa seorang ibu sejak dari kandungan hingga beranjak dewasa.

ANALISIS EKSTRINSIK

a. Latar Belakang

latar belakang penciptaan puisi ini, pengarangnya sangat peduli akan jasa-jasa seorang ibu, sehingga dalam puisi ini lebih banyak memanjatkan doa terhadap seorang ibu yang telah melahirkan dan membesarkan tanpa mengenal lelah.

b. Amanat/ Pesan

dalam puisi ini menyampikan pesan atau amanat, kepada pembaca antara lain :

Hendaknya kita selalu berbuat baik kepada ibu yang telah melahirkan kita ke dunia.

Mengingat akan jasa-jasa seorang ibu yang telah mendidik dan membesarkan kita dengan penuh cinta dan kasih.

Jangan pernah durhaka pada ibu.

c. Tujuan

Puisi ini memiliki tujuan yang mengajak pembaca untuk selalu berbakti terhadap ibu.

d. Bentuk

menggunakan imajinasi perasaan. Imajinasi yang membuat pembaca seolah-olah merasakan sendiri apa yang dikemukakan penyair

PUISI RINTIHAN SENJA

RINTIHAN SENJA

Detik senja

Meramu hadir-Mu

Seakan wujudmu berdendang ria

Membisik, menggerayongi

Senja yang gersang

Duhai pencipta hati

Jiwaku linglung merawang

Falsafah hidup yang hampir mati

Duhai …. Sang pelipur lara

Masihkah ada ruang nasehat-Mu?

Masih sempatkah kau menepi?

Mereguk, menikmati

Falsafah kinasih-Mu yang hakiki

Sang penyair patah, 2008

ANALISIS INTRINSIK

a. Tema

Religi

b. Rima

Puisi ini memakai rima bebas

c. Diksi

Pilihan katanya Konotatif, Yaitu mempunyai makna selain makna yang sebenarnya. Dan butuh penafsiran lebih dalam untuk mengetahui maknanya

d. Citraan

Pencitraan perasaan

e. Majas / Gaya Bahasa

Majas personofikasi “senja yang gersang”

f. Makna

Bermakna denotatif dan konotatif

ANALISIS EKSTRINSIK

a. Latar Belakang

Puisi lahir berawal dari resah jiwa yang kuawatir akan dosa-dosa sang hamba yang telah lalu.

b. Amanat/ Pesan

Bertaubatlah dengan taubat yang sebenar-benarnya sebelum segala sesuatunya menjadi terlambat.

c. Tujuan

Untuk mengetengahkan permasalahan jiwa yang harus diketahui oleh manusia.

d. Bentuk

Puisi ini puisi bebas atau modern

16 July 2009

PUISI TEMBANG DAHAGA

TEMBANG DAHAGA

Air mata langit yang menetes berlahan

Menghindar dari mulut bunga

Dengan setia di jatuhinya sebongkah batu

Hingga tertulis prasasti

Sejak kapan dia mulai gelisah

Lantaran apa bunga menyinap rasa dahaga

Sedang cuaca tak pernah dusta

Bunga meludah dan terus meludah

Sampai sempurna merahnya

Bulan terlentang kematian warna

Tak kuat lagi memikul dahaga

Ia menolak tetek cucunya

ANALISIS INTRINSIK

Tema

Kasih tak sampai

Rima

Rima I rima bebas, rima II rima bebas, dan rima III rima sama.

c. Diksi

Diksinya Denotatif (lugas, mudah dipahami)

d. Citraan

Penglihatan dan pendengaran

e. Majas / Gaya Bahasa

Majas Personifikasi

f. Makna

seorang gadis yang mencintai seseorang akan tetapi orang tersebut malah memilih gadis lain hingga menikah. Gadis tersebut menanti dan menanti namun keadaannya tak berubah, hingga putus asah dan tak sanggup lagi menahan bebannya dan akhirnya meninggal dunia.

ANALISIS EKSTRINSIK

Latar Belakang

Karena adanya Fenomena di masyarakat, banyak gadis cintanya tidak terbalaskan selalu menanti-menanti hingga putus asah dan patah hati.

Amanat/ Pesan

Pesan atau amanat yang disampaikan oleh pembaca atau pendengar janganlah menanti cinta seseorang karena orang tersebut belum tentu mencintaimu.

c. Tujuan

Puisi di atas mempunyai tujuan agar pembaca atau pendengar jangan mengharapkan cinta yang tak pasti. Dan janganlah mengharapkan sesuatu yang tak mungkin untuk dimiliki.

d. Bentuk

puisi di atas mempunyai kata-kata konkrit atau pembaca susah memahami makna tersebut dan konotasi, menggunakan imajinasi penglihatan dan pendengaran seperti yang terdapat di unsur intrinsik pada pencitraan yang diperkuat dengan menggunakan majas atau gaya bahasa.