API SUCI
Selama nafas masih mengalun
Selama jantung masih memukul
Wahai api bakarlah jiwaku
Biar mengaduh biar mengeluh
Seperti wajah merah membara
Dalam bakaran api nyala
Biar jiwaku habis terlebur
Dalam kobaran nyala raya
Sesak rasa desak rasa dikalbu
Gelisah liar mata memandang
Dimana duduk rasa dikejar
Demikian rahmat tumpahkan selalu
Nikmat rasa api menghangus
Nyanyian semata bunyi jeritku
ANALISIS INTRINSIK
Tema
Doa mohon ketegaran kutipannya wahai api, bakarlah jiwaku
b. Rima
Rima pada puisi di atas menggunakan rima bebas karena sajak yang digunakan dalam puisi di atas tidak termasuk dalam aturan persajakan.
c. Citraan
Imajinasi kinastetik adalah imajinasi badan yang menyebabkan badan loyo, sakit dan kasus dalam puisi ini pembaca seolah-olah ikut merasakan panas yang digambarkan oleh penyair.
Kutipan : biar jiwaku habis terbakar, dalam kobaran nyala raya.
Imajinasi visual adalah imajinasiyang membuat pembaca seolah-olah melihat seperti yang dirasakan oleh penyair gelisa liar mata memandang, dimana duduk rasa di kejar.
d. Majas /
Majas yang digunakan penyair pada puisi di atas adalah
Klimaks naik adalah
Personifikasi adalah
Hiperbola adalah makna bahasa yang berlebih-lebihan. nikmat rasa api menghangus
e. Makna
puisi di atas bermakna antara lain : doa seorang hamba agar diberikan ketegaran jiwa, dan dalam doa itu ia ingin bangkit dalam keterpurukan hingga memiliki semangat laksana api yang membara membakar jiwanya biar mengaduh, biar mengeluh, seperti wajah merah membara, dalam bakaran api nyala.
ANALISIS EKSTRINSIK
Latar Belakang
Dalam hidup terkadang seseorang menemui kesulitan yang dapat membuat seseorang patah semangat puisi tersebut dibuka untuk mengungkapkan kondisi yang demikian.
b. Amanat/ Pesan
Hendaknya orang memiliki semangat yang besar untuk dapat bangkit dari sebuah keterpurukan dan jangan pernah henti untuk mencari inspirasi. Sesak mendesak rasa di kalbu, gelisah liar mata memandang, di mana duduk rasa di kejar.
Senang tiasa selalu mensyukuri apa yang terjadi, waktu pahit sekalipun, semua itu tidak kekal dan hanya merupakan seni dari kehidupan. nyanyian semata bunyi jeritku.
c. Tujuan
Pengarang ingin menyampaikan pesan agar senantiasa manusia melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh.
d. Bentuk
No comments:
Post a Comment