13 July 2009

PUISI MALAM LEBARAN

MALAM LEBARAN

Bulan di atas kuburan

Karya : Sitor Situmorang

ANALISIS INTRINSIK

a. Tema

“ Rasa Kemanusiaan “

b. Rima

Puisi “Malam Lebaran” ini bersajak atau berima datar yaitu terdapat kata-kata yang berima pada baris yang sama, Yaitu bunyi an pada bulan dan kuburan dalam satu larik yang sama.

Pada kutipan “ Bulan di atas kuburan”

c. Diksi

Penulis dalam pemilihan kata/diksi penulis ingin mengekspresikan perasaan atau isi pikirannya dengan menggunakan bahasa kiasan (figuratif/konotatif) sehingga walaupun hanya terdiri dari satu larik namun arti dan maknanya sangat luas.

d. Citraan

Penyair menggunakan citraan penglihatan (Visual Imagery), Penyair mengajak pembaca atau pendengar seolah-olah melihat bulan di atas kuburan.

e. Majas / Gaya Bahasa

Dalam puisi ini menggunakan majas simbolik, yaitu menggunakan kiasan lambang-lambang. Bulan dilambangkan kemeriahan / kebahagiaan.

f. Makna

Dalam puisi ini kita dapat parafrasekan yaitu malam lebaran, bulan dan di atas kuburan, menjadi di malam lebaran ada bulan di atas kuburan. Memang di malam lebaran 1 syawal tidak ada bulan yang muncul, tetapi itulah keahlian dari penyair Sitor ini yang membuat orang bisa bermacam-macam penafsirannya. Makna dari puisi ini lebih mengarah pada kehidupan sosial bermasyarakat sesuai tema yang ingin disampaikan oleh penulis yaitu rasa kemanusiaan.

Kata “Bulan” yang dimaksud dalam puisi di atas adalah bulan di malam lebaran. Lebaran sebagaimana dipahami banyak orang, merupakan saat penuh kebahagiaan setelah sebulan lamanya berhasil menjalankan ibadah puasa hampir semua orang tenggelam dalam hiruk-pikuk kemeriahan menyambut saat-saat lebaran itu, semua orang dari semua kalangan tak melewatkan momentum berkah dan maghfirah.

Namun, ada yang lupa bahwa di balik kemeriahan dan kebahagiaan di malam lebaran itu ada juga ketragisan hidup, tidak sedikit saudara-saudari kita yang masih akan harus “berpuasa” dan mengalami kelaparan pada saat hari lebaran itu, dan ada juga orang yang tidak bisa berlebaran dengan anggota keluarganya. Situasi dan keadaan ini sangat jauh dari nilai lebaran yang penuh dengan kebahagiaan mereka hanya bisa mendengar suara takbir yang terdengar pilu. Itu penulis maknai dari frasa “ di atas kuburan”. Jadi jika begitu kejadiannya memang benar yang dikatakan Sitor dalam puisinya yaitu Bulan di atas kuburan, yakni kebahagiaan di atas kesedihan dan penderitaan orang lain.

ANALISIS EKSTRINSIK

a. Latar Belakang

Puisi lahir dengan spontan. Latar belakang puisi Sitor ini yaitu peristiwanya terjadi pada malam lebran ketika Sitor sang penulis puisi hendak berkunjung ke rumah Pramoedya Ananta Toer, ia lewat dekat kuburan. Nah, karena sitor ini orangnya sangat piawai, pandai dan berjiwa dalam hal kesusastraan maka moment atau peristiwa itu sitor langsung membuat sebuah puisi, sehingga muncullah puisi yang dia beri judul “Malam Lebaran”.

b. Amanat/ Pesan

Hendaklah kita senantiasa selalu berbagi dengan sesama dan senantiasa menjalin silaturahmi kapan dan di manapun. Khususnya kepada mereka yang bernasib kurang beruntung. Karena kekayaan dan penghasilan yang kita miliki, jangan lupa di situ ada hak juga bagi fakir miskin dan anak terlantar.

c. Tujuan

Penyair Sitor membuat puisi ini untuk mengabadikan sepenggal kisah hidupnya yang dia curahkan ke dalam sebuah puisi dan juga agar pembaca dapat terkandung dalam puisi malam lebaran ini.

d. Bentuk

Bentuk puisi “Malam Lebaran” ini secara visual termasuk bentuk puisi terbuka/bebas, karena tidak mengacu pada struktur puisi yang sudah ada. Bentuk puisi ini juga terbilang unik karena hanya terdiri dari satu larik.

e. Biografi singkat pengarang

Sitor Situmorang tercatat sebagai salah satu sastrawan Indonesia yang lahir di Harianboho Tapanuli Utara, 02 Oktober 1924. Kehidupan Sitor paling banyak pengembaraannya di luar negeri. Setelah Ia kembali ke Indonesia ia berkiprah dalam kesusastraan Indonesia. Namun, Kiprahnya mendapat sorotan banyak pihak. Ia dipandang menyodorkan sesuatu yang baru dalam hal penulisan puisi dan cerpen Indonesia Modern.

Banyak sekali karya Sitor yang memperbanyak khazanah kesusastraan Indonesia. Itulah sebabnya Sitor ini dijadikan salah satu tokoh tangguh Sastrawan Indonesia.

No comments:

Post a Comment