16 July 2009

PUISI MENCARI ILMU

MENCARI ILMU

Telah begitu lama

Aku terbaring dalam tidur panjangku

Lupa akan cinta dan sayang-Mu

Terlelap dalam buaian sang badut

Banyak rasa tak terungakap

Tertahan…….

Terpendam ….

Adakah Engkau?

Mencari-Mu

Disetiap celah yang hadir bersama udara

Di setiap penghujung sujud-sujudku

Adakah Engkau?

ANALISIS INTRINSIK

Tema

Mencari kembali hidayah Allah SWT bertaubat.

Rima

Bait pertama pada puisi di atas menggunakan rima bebas

2. Pengulangan bunyi /t/ pada larik pertama pada bait pertama, menggunakan rima aliterasi, seperti tampak pada lirik”tak terungkap”.

pada bait ketiga puisi di atas, terdapat beberapa rima. Antara lain :

rima identik, yaitu adanya pengulangan/ persamaan bunyi atau kata “di setiap” pada larik kedua dan ketiga.

pada bait kedua berima bebas.

rima rupa, yaitu pengulangan bunyi /u/ yang hanya tampak pada penulisan suatu bunyi, sedang pelafalannya tidak sama. Seperti pada lirik “penghujung sujud-sujudku”.

Diksi

Kata-kata yang digunakan dalam puisi ini banyak bermakna idiom, misalnya kata-kata yang ada dalam frase “dalam tidur panjangku” dan kata-kata yang ada frase “sang badut”.

d. Citraan

citraan gerakan, “terbaring”, kemudian

citraan penglihatan, seperti dalam kata mencari-Mu”.

Kutipan : “ biar jiwaku habis terbakar, dalam kobaran nyala raya.”

e. Majas / Gaya Bahasa

majas metafora, seperti dalam kutipan “aku terbaring dalam tidur panjangku” dan pada lirik “ terlelap dalam buaian sang badut”.

gaya bahasa repetisi, yaitu adanya pengulangan kalimat “adakah engkau?” dan kata “ di setiap” dalam puisi di atas.

f. Makna

adapun makna yang terkandung dalam puisi di atas adalah keinginan untuk kembali ke jalan yang benar. Yaitu keinginan untuk bangkit dari tidur panjang (kehilapan) penyair dari buaian sang badut (dunia).

ANALISIS EKSTRINSIK

Latar Belakang

belajar dari pengalaman hidup dan kesalahan-kesalahan di masa lampau.

Amanat/ Pesan

setiap manusia pasti mempunyai kesalahan dan juga dosa maka dari itu jalan terbaik satu-satunya adalah bertobat.

tidak ada kata terlambat untuk kembali kepada kebenaran.

tidak ada tempat kembali kecuali kepada sang penyair Agung Allah SWT.

Tujuan

Agar pembaca juga ikut menyadari, bahwa sebaik-baiknya orang yang bersalah adalah mereka yang menyadari kesalahnnya dan berusaha untuk tidak mengulanginya lagi.

d. Bentuk

bentuk atau jenis puisi di atas adalah bentuk puisi prismaatis (membias).

No comments:

Post a Comment