16 July 2009

PUISI TEMBANG DAHAGA

TEMBANG DAHAGA

Air mata langit yang menetes berlahan

Menghindar dari mulut bunga

Dengan setia di jatuhinya sebongkah batu

Hingga tertulis prasasti

Sejak kapan dia mulai gelisah

Lantaran apa bunga menyinap rasa dahaga

Sedang cuaca tak pernah dusta

Bunga meludah dan terus meludah

Sampai sempurna merahnya

Bulan terlentang kematian warna

Tak kuat lagi memikul dahaga

Ia menolak tetek cucunya

ANALISIS INTRINSIK

Tema

Kasih tak sampai

Rima

Rima I rima bebas, rima II rima bebas, dan rima III rima sama.

c. Diksi

Diksinya Denotatif (lugas, mudah dipahami)

d. Citraan

Penglihatan dan pendengaran

e. Majas / Gaya Bahasa

Majas Personifikasi

f. Makna

seorang gadis yang mencintai seseorang akan tetapi orang tersebut malah memilih gadis lain hingga menikah. Gadis tersebut menanti dan menanti namun keadaannya tak berubah, hingga putus asah dan tak sanggup lagi menahan bebannya dan akhirnya meninggal dunia.

ANALISIS EKSTRINSIK

Latar Belakang

Karena adanya Fenomena di masyarakat, banyak gadis cintanya tidak terbalaskan selalu menanti-menanti hingga putus asah dan patah hati.

Amanat/ Pesan

Pesan atau amanat yang disampaikan oleh pembaca atau pendengar janganlah menanti cinta seseorang karena orang tersebut belum tentu mencintaimu.

c. Tujuan

Puisi di atas mempunyai tujuan agar pembaca atau pendengar jangan mengharapkan cinta yang tak pasti. Dan janganlah mengharapkan sesuatu yang tak mungkin untuk dimiliki.

d. Bentuk

puisi di atas mempunyai kata-kata konkrit atau pembaca susah memahami makna tersebut dan konotasi, menggunakan imajinasi penglihatan dan pendengaran seperti yang terdapat di unsur intrinsik pada pencitraan yang diperkuat dengan menggunakan majas atau gaya bahasa.

No comments:

Post a Comment